Fisika, Sastra Alam Semesta
Berbicara tentang sastra sepertinya mindset kita langsung tertuju pada kumpulan kalimat-kalimat yang indah nan romantis. Tak jarang pikiran langsung tertuju pada puisi, novel, pantun, gurindam, dsb. Sastra semacam ini hanya terbatas pada rangkaian kalimat saja, yang merupakan susunan diantara ke-26 abjad alfabetis. Namun siapa sangka Fisika juga merupakan sastra, bahkan jauh lebih luas, fisika merupakan sastra alam semesta.
Setidaknya itulah yang disampaikan oleh Bapak rachmad Resmiyanto saat sambutannya membuka malam penganugrahan LTPS Movie Award 2015. Sebuah acara yang diprakarsai oleh seluruh punggawa LTPS untuk mengapresiasi tugas pembuatan film pendek mahasiswa. Pada sambutannya juga dibacakan puisi tentang bagaimana cara kita membaca alam semesta:
Membaca
Oleh rachmad Resmiyanto
Ada buku raksasa terhampar di depan mata
Namanya alam semesta
Ia ditulis dalam aksara yang tak biasa
Bukan alpha, beta, gamma, bukan alif, ba, ta, dan juga bukan ha na ca ra kaBacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Mulia
Yang telah menjilidnya dalam 7 hari untukmu
Bacalah dengan penuh seksama
Sebab Ia telah menyerahkannya padamuBacalah
Kau bisa menggunakan hermeneutika untuk memahami aksara dan kalimat-kalimatnya
kau bisa menulis ulang aksara alam dalam matematika
Kau bisa memperdengarkan tafsir dan takwil atas segenap fakta dan kata-katanyaBacalah dengan penuh seksama
Sebab alam semesta tak pernah mau mengurai dirinya untukmuBacalah
Kau dapat membaca dengan niat untuk mengkafiri-Nya
dan buku itu akan tetap bisa kau baca
Kau bisa berangkat dari kepasrahan kepada-Nya
dan kau juga akan selesai mengeja aksaranyaTuhan sudah sampaikah jiwaku pada makna alam semesta?
Pada akhir sambutannya ada pesan bahwa “Praktikum TMP tidak hanya mengasah dimensi kreativitas kita dalam penggunaan Teknologi Media Pembelajaran, namun juga dimensi seni yang selama ini telah kita lupakan”.